Published On:Sabtu, 14 Januari 2012
Posted by azhar lizaraju
Awas, Klorin di Kolam Renang Bahayakan Kesehatan
Berenang di kolam renang merupakan kegiatan menyenangkan yang digemari anak-anak hingga orang dewasa, namun tampaknya aktivitas itu perlu dikurangi, khususnya di kolam renang tertutup, karena ternyata kandungan klorin berbahaya bagi kesehatan paru-paru.
Penelitian internasional yang diterbitkan Journal of Allergy dan Clinical Immunologi merilis bahwa paru-paru perenang profesional yang berlatih di kolam renang tertutup -- yang di dalamnya mengandung klorin-- mengalami perubahan seperti yang ditunjukkan penderita asma ringan.
Meskipun demikian, tidak ada bukti yang menunjukkan perubahan itu mengarah ke penyakit asma.
Penelitian tersebut dilakukan sejumlah peneliti asal Prancis dan Kanada dengan membandingkan tes pernafasan dan jaringan paru-paru dari 23 perenang profesional asal Kanada, yang rata-rata berumur 21 tahun dengan 10 penderita asma ringan dan 10 orang sehat yang berumur sama.
Tim penelitian yang dipimpin Valerie Bougault --yang berasal dari Universitas Kesehatan dan Hukum Lille 2 Prancis-- mendapati sel imun yang berhubungan dengan asma dan alergi pada contoh jaringan paru-paru perenang, enam kali lipat lebih banyak dibandingkan orang yang sehat.
Jumlah yang sama ditemukan pada penderita asma ringan.
Jumlah yang sama ditemukan pada penderita asma ringan.
"Pelatihan renang rutin dalam jangka waktu lama di kolam renang --yang mengandung klorin-- berhubungan dengan perubahan aliran nafas, sama halnya dengan asma ringan," ujar Valerie Bougault.
Pada paru-paru perenang dan penderita asma juga terdapat guratan, yang tidak dialami bukan perenang.
"Ini merupakan penelitian pertama yang menunjukkan adanya bukti langsung kerusakan aliran nafas dengan kandungan klorin di kolam renang," kata toksikologi dari Universitas Katholik Louvain di Brussel, Belgia,Alfred Bernard, dalam surat elektroniknya kepada Reuters Health.
Bernard tidak terlibat dalam penelitian itu.
Contoh jaringan paru-paru dan tes dilakukan selama musim liburan, saat perenang tidak berkompetisi.
Pada penelitian tersebut juga disampaikan bahwa peradangan yang terjadi di jaringan paru-paru tidak berhubungan dengan gejala asma, seperti batuk dan bunyi mencuit pada saat bernafas, atau dengan kata lain adanya kesulitan bernafas selama tes yang bisa memastikan fungsi paru-paru.
Meskipun berfungsi sebagai disinfektan atau pembunuh kuman, bahan kimia klorin bereaksi terhadap banyak senyawa kimia dari manusia, contohnya keringat manusia, urin dan rambut, sehingga membentuk turunan produk klorin. Sebagian mungkin berbahaya bagi kesehatan manusia.
Produk sampingan itu sangat mudah menguap dan terurai di udara di atas air.
Alfred Bernard menambahkan perenang profesional diketahui menghirup produk sampingan klorin dalam jumlah besar saat melakukan pelatihan penuh di air.
Senyawa klorin di kolam renang tertutup tersebut akan menyebabkan perenang lebih sensitif terhadap penyebab lain alergi seperti hewan peliharaan, ketombe, serbuk dan debu.
Alfred juga menambahkan, sebanyak 50 hingga 65 persen dari perenang profesional sensitif terhadap penyebab alergi umum, dibandingkan dengan 29 hingga 36 persen pada masyarakat umum.
Tapi tidak dijelaskan jika pajanan terhadap bahan kimia itu bisa menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru.
Satu penelitian terhadap pemain ski lintas-alam menunjukkan tekanan atas paru-paru yang terjadi sepanjang pelatihan ketahanan nan keras bisa mendorong perubahan aliran nafas.
"Hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan perubahan ini akan memperparah penyakit asma," kata pulmonolog dari Universitas Pittsburg, Sally Wenzel. Ia menambahkan kemungkinan besar manfaat pelatihan lebih tinggi dibandingkan dengan potensi resiko.