Published On:Jumat, 17 Oktober 2014
Posted by azhar lizaraju
26 Oktober Sirinee Tsunami Akan Mengaung-ngaung Di Banda Aceh
Gempa besar mengguncang wilayah Aceh pada tanggal 26 Desember tahun 2004, yaitu gempa tektonik berkekuatan 8,9 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh,Nangrou Aceh Darussalam) Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), India, Sri Langka. Maladewa, Banglades, Malaysia dan Thailan. Hari ini 26 Desember 2013, masyarakat Aceh
Kenangan buruk saat gempa 2004 silam menyebabkan ribuan orang Aceh atau warga Aceh meninggal dunia. Diperkirakan jumlah korban meninggal di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban tersebut diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara. Hingga saat ini masih banyak masyarakat Aceh yang Trauma, dan bertahan hidup memilih tinggal dipegungan walaupun pihak pemerintah telah menyatakan kondisi aman dari bahaya tsunami.
Peristiwa tsunami di Aceh yang menguras air mata masyarakat dunia dan kesedihan rakyat Aceh, sungguh jika melihat dari sisi manusia peristiwa tsunami bagaikan kesedihan yang tak terlupakan, peristiwa ini memukul semua rakyat Indonesia dan mengutuk hati penduduk dunia hingga datang bala bantuan dari berbagai belahan bumi,
Pemerintah Aceh melalui BPBA (Badan Penanggulangan Bencana Aceh) akan mengadakan simulasi tsunami serentak di 6 titik dikawasan Banda Aceh dan Aceh Besar.
Simulasi kebencanaan tersebut direncanakan akan dilangsungkan pada Minggu 26 Oktober mendatang dengan menghidupkan sirene tsunami pada pukul 09.00-11.00 WIB yang terdapat di Kantor Gubernur, Lampulo, Blang Oi, Lam Awe, Khaju, Lhoknga.
"Diharapkan kepada masyarakat di sekitar kawasan tersebut agar tidak panik dan tetap melakukan aktivitas seperti bagaimana biasanya," ujar Kepala Pelaksana BPBA Said Rasul di Banda Aceh, Senin (13/10/2014).
Simulasi ini dalam rangka persiapan memperingati 10 tahun Tsunami Aceh pada 20 Desember 2014, dan juga sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan Pemangku kepentingan dalam penanggalangan bencana Gempa dan Tsunami.
"Simulasi ini akan melibatkan 300 peserta dari unsur masyarakat dan dari beberapa sekolah siaga bencana di 6 lokasi tersebut dan 100 peserta dari Aparatur Pemerintahan (Instansi / Lembaga terkait) baik provinsi Aceh maupun kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar," jelas Said.
Dari simulasi ini, diharapkan tak hanya masyarakat setempat yang akan merasakannya namun juga instansi pemerintah yang terlibat langsung dalam penanggulangan bencana. Hal ini untuk mengevaluasi dan memperbaiki prosedur operasi standar yang digunakan sekaligus melakukan ujicoba peralatan sistem peringatan dini (sirine) yang dimiliki oleh BPBA.
BPBA juga mengimbau masyarakat Aceh khususnya warga kota Banda Aceh dan Aceh Besar sekitarnya agar tak takut dan panik terkait aktivasi sirene ini dan tetap beraktifitas sehari-hari seperti biasanya.
Simulasi kebencanaan tersebut direncanakan akan dilangsungkan pada Minggu 26 Oktober mendatang dengan menghidupkan sirene tsunami pada pukul 09.00-11.00 WIB yang terdapat di Kantor Gubernur, Lampulo, Blang Oi, Lam Awe, Khaju, Lhoknga.
"Diharapkan kepada masyarakat di sekitar kawasan tersebut agar tidak panik dan tetap melakukan aktivitas seperti bagaimana biasanya," ujar Kepala Pelaksana BPBA Said Rasul di Banda Aceh, Senin (13/10/2014).
Simulasi ini dalam rangka persiapan memperingati 10 tahun Tsunami Aceh pada 20 Desember 2014, dan juga sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan Pemangku kepentingan dalam penanggalangan bencana Gempa dan Tsunami.
"Simulasi ini akan melibatkan 300 peserta dari unsur masyarakat dan dari beberapa sekolah siaga bencana di 6 lokasi tersebut dan 100 peserta dari Aparatur Pemerintahan (Instansi / Lembaga terkait) baik provinsi Aceh maupun kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar," jelas Said.
Dari simulasi ini, diharapkan tak hanya masyarakat setempat yang akan merasakannya namun juga instansi pemerintah yang terlibat langsung dalam penanggulangan bencana. Hal ini untuk mengevaluasi dan memperbaiki prosedur operasi standar yang digunakan sekaligus melakukan ujicoba peralatan sistem peringatan dini (sirine) yang dimiliki oleh BPBA.
BPBA juga mengimbau masyarakat Aceh khususnya warga kota Banda Aceh dan Aceh Besar sekitarnya agar tak takut dan panik terkait aktivasi sirene ini dan tetap beraktifitas sehari-hari seperti biasanya.