Published On:Minggu, 27 April 2014
Posted by azhar lizaraju
DARI KUTA RADJA, HINGGA BANDA ACEH
Assalamu'alaikum, wr. wb.,
Awalnya
bingung memilih tema yang akan saya pilih untuk menulis artikel yang
menggambarkan tentang kota Banda Aceh, karena semua tema yang tersedia
sangatlah menarik, namun setelah saya pikir-pikir dan saya timbang-timbang,
“Wisata Sejarah” adalah tema yang paling menarik di antara yang menarik
lainnya, karena sebagai putra atau putri Aceh, sudah seharusnya kita
melestarikan dan menjaga sejarah dari pemusnahan era modern ini.
Kota
Banda Aceh dibangun pada masa kerajaan aceh (22 April 1205) di atas puing-puing
reruntuhan kerajaan Hindu, yaitu kerajaan “Lamuri” (atau biasa di sebut
kerajaan Lambri atau Lam oerit). Menurut salah seorang peneliti sejarah Aceh,
Teungku Taqiyuddin Muhammad, kerajaan Lamuri adalah cikal bakal terbentuknya
kerajaan Aceh Darussalam (kota Banda Aceh dan Aceh Besar) yang merupakan salah
satu dari lima besar kekuatan Iislam yang tangguh pada masanya.
Kota
Banda Aceh pernah dibombardir oleh kolonial Belanda (kaphe-kephe Belanda ) pada
26 Maret 1873 hingga tahun 1904, yang pada saat itu kota Banda Aceh bernama
“Kuta Radja” ( nama atau julukan yang di berikan oleh Belanda untuk kota Banda
Aceh ). Pada saat itu semua warga Aceh bersumpah untuk mebela Aceh, ditengah semangat-semangatnya masyarakat Aceh, terdapat satu orang yang berkhianat, dia adalah Teuku Neh (ulubalang, julukan), di dalam buku
diceritakan bahwa Teuku Neh telah menyatakan takluk kepada Belanda semenjak
kedatangan mereka, dan Teuku Neh siap membantu kaphe-kaphe Belanda tersebut, dari sinilah kaphe-kaphe
Belanda meracik strategi untuk membumi hanguskan Aceh, pertempuran sengitpun
tak terelakkan lagi, hingga mesjid Agung (mesjid Raya Baiturrahman ) pun di
bakar oleh kaphe-kaphe Belanda,dan ribuan mayat bergelimpangan.
Belanda
sempat akan takluk setelah berlangsung kejadian yang sangat terkenal dalam sejarah
Perang Aceh, yaitu siasat Teuku Umar yang berpura-pura membantu dan tunduk pada
Belanda hingga mendapat kedudukan menjanjikan, yaitu menjadi seorang panglima
kpercayaan Belanda. Setelah kekuasaan Teuku Umar semakin besar (hingga dijuluki
Teuku Djohan Pahlawan), Teuku Umar menyatukan semua rakyat Aceh dan berbalik menyerang Belanda, namun semua siasat itu
tidak berfungsi optimal, meriam-meriam belanda dengan gagah perkasanya melepaskan peluru hingga Teuku Umar
pun syahid. Tidak sampai disitu perjuangan masyarakat Aceh untuk melawan
Belanda, perjuangan dilanjutkan oleh istri Teuku Umar, yaitu Tjoet Nyak Dhien,
namun pada masa Tjoet Nyak Dhien memimpin terjadi kembali pengkhianatan, kali ini pang la ot lah yang menjadi aktornya, namun bukan tanpa Alasan Pang La’ot berkhianat, beliau
kasihan kepada Tjoet Nyak Dhien, ia ingin Tjoet Nyak Dhien mati sesuai dengan
statusnya sebagai bangsawan Aceh yang dihormati dan dikagumi, sehingga Tjoet Nyak Dhien ditangkap dan diasingkan ke semedang, hingga wafat dan di kebumikan di daerah tersebut.
Peperangan
terus berlanjut hingga Belanda meninggalkan nusantara dan Indonesia
merdeka, provinsi Aceh pun dibentuk. Setelah Indonesia merdeka Kuta Radja
berganti namanya menjadi Kota Banda Aceh. Gubernur Aceh Ali Hasjmy lah yang
mengganti nama kuta Radja menjadi Kota Banda Aceh pada 9 Mei 1963, perubahan
ini berdasarkan pada surat keputusan Mentri Pemerintahan Umum dan otonomi
Daerah dan UU darurat Nomor 7 tahun 1956, yang mana Banda Aceh merupakan ibu
kota dari Kabupaten Aceh Besar. Tidak lama kemudian tersiratlah Usaha untuk memisahkan ibukota Aceh besar
dengan kotamadya Banda, tepatnya pada tahun 1969, pada saat itu
Indrapuri yang letaknya kurang lebih 25 km dari kota Banda Aceh ditawarkan
sebagai ibukota Aceh Besar, namun tawaran tersebut tidak terealisasikan, baru
pada tahun 1976 usaha tersebut terkabulkan. Kemukiman jantho ditawarkan sebagai
calon ibukota dari Aceh Besar, dan berbuah manis setah keluarnya PP RI Nomor 35
tahun 1979. Setelah keluarnya PP tersebut, semua aktivitas perkantoran secara
bertahap berpindah dari kota Banda Aceh ke kota jantho, dan kota Banda Aceh menjadi kota madya
seperti saat sekarang ini.
SEKIAN...!!!!
SEKIAN...!!!!
Ini hanyalah sepucuk sejarah singkat terbentuknya kota Banda Aceh yang kita cintai ini, karena jika dikupas habis, tidak akan sanggup untuk menuliskan tentang sejarah ibu kota provinsi Aceh ini, semoga dapat
bermanfaat, khususnya untuk saya sendiri, dan umumnya untuk seluruh masyarakat
Aceh, Indonesia, dan Dunia.
Wassalam......!!! :)
Wassalam......!!! :)
semoga terus berkarya. oya jangan lupa mampir disini juga tak kalah menariknya: http://informasi-syarif.blogspot.com/2014/03/hutan-kota-icon-paru-paru-serambi-mekkah.html
Undangan Menjadi Peserta Lomba Review Website berhadiah 30 Juta.
Selamat Siang, setelah kami memperhatikan kualitas tulisan di Blog ini.
Kami akan senang sekali, jika Blog ini berkenan mengikuti Lomba review
Websitedari babastudio.
Untuk Lebih jelas dan detail mohon kunjungi http://www.babastudio.com/review2014
Salam
Baba Studio